Banjarnegara – Setelah tiga bulan hilang, nama Yoki Pratama Windyarto (21) tiba-tiba saja tercantum dalam daftar orang yang sedang dicari Kepolisian Filipina.
Warga asal Banjarnegara ini diduga merupakan anggota kelompok Maute yang ikut menyerang Kota Marawi, Filipina Selatan.
Ibu Kandung Yoki, Eni (50) membenarkan jika sejak bulan Februari 2017 kemarin mulai kehilangan jejak anaknya. Menurutnya, Yoki mulai menghilang semenjak diterima bekerja di PT GMF AeroAsia.
“Anak saya itu dulunya kuliah di Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia (STPI), setelah lulus dia keterima kerja di anak perusahaan PT Garuda Indonesia. Baru selama tiga bulan bekerja, ternyata dia menghilang dan enggak ada kabarnya,” tutur Eni kepada wartawan, Jumat (2/6/2017).
Begitu tahu anaknya hilang, Eni sempat melaporkan hal tersebut kepada polisi. Setelah tiga bulan melakukan pencarian, dia malah mendapat informasi dari media kalau Yoki menjadi buronan.
“Kami baru tahu setelah nonton di televisi kalau Mas Yoki dicari Kepolisian Filipina karena gabung dengan kelompok militan pro ISIS,” terang Eni kepada wartawan dengan terbata-bata.
Secara terpisah, Kapolsek Purwareja Klampok, AKP Hasan Suhaeri membenarkan kalau Yoki merupakan warganya.
“Salah satu DPO kepolisian Filipina yang bernama Yoki Pratama Windyarto memang warga asal Banjarnegara. Ini diketahui setelah orangtuanya melaporkan hilangnya Yoki ke Polsek Purwareja,” tutupnya.
Yoki Pratama Windyarto merupakan salah seorang dari tujuh warga negara Indonesia yang menjadi buron Kepolisian Filipina karena diduga terlibat dalam penyerangan Kota Marawi.
Pria kelahiran Banjarnegara, 17 September 1995, itu diketahui berangkat ke Filipina tanggal 4 Maret 2017 dengan paspor nomor B 5743781.
Scroll ke bawah untuk berita lainnya.
BACA SUMBER