TENGGARONG. Seorang oknum warga mencoreng nama besar kepolisian. Bermodal celana coklat mirip Pakaian Dinas Lapangan (PDL) polisi, Ali Yusni sukses memperdaya Bulan (nama samaran). Keperawanan gadis SMP berusia 14 tahun itu sukses dibobol oleh Ali Yusni yang sudah berusia 43 tahun.
Saat kejadian, Bulan bersama seorang teman sebayanya melintas bersepeda motor tanpa memakai helm. Saat melintas, Bulan bertemu Ali Yusni di kawasan Jalan Ahmad Dahlan, Tenggarong, Kutai Kartanegara (Kukar). Ketika itulah Ali Yusni menanyakan SIM dan STNK kepada Bulan. Karena tidak memiliki surat-surat dimaksud, maka Bulan berusaha kabur. Namun upayanya digagalkan Ali Yusni yang mengejar.
Karena Bulan tak punya SIM maupun STNK, maka Ali Yusni melihat ada peluang. Pria bertubuh tegap itu langsung memburu motor Bulan, sampai bisa dihentikannya di bilangan Jl Gunung Belah, Tenggarong. Ali Yusni lalu menawarkan Bulan agar membayar uang damai sebesar Rp 300 ribu. Jika tidak dipenuhi, akan dibawa ke kantor polisi. Karuan saja Bulan dan temannya bingung.
“Karena tak punya uang, korban (Bulan, Red) menawarkan sepeda motor dipakainya ditahan pelaku (Ali Yusni, Red). Tapi pelaku menolak,” kata Kapolres Kutai Kartanegara (Kukar) AKBP Fadillah Zulkarnaen didampingi Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasat Reskrim) AKP Yuliansyah, kemarin (6/2). Peristiwa ini terjadi Minggu (5/2) siang, sekira pukul 16.00 Wita.
Selanjutnya, Ali Yusni membawa Bulan bersama temannya itu sampai ke Jalan Triu di wilayah Kelurahan Loa Ipuh yang terbilang sepi. Di sebuah tempat, Ali Yusni lalu menghentikan motornya. Dia menarik Bulan ke semak-semak. Sedangkan teman Bulan dibiarkan menunggu di tepi jalan. Nah, dalam semak-semak itulah Ali Yusni kemudian menyetubuhi Bulan.
“Keterangan korban, pelaku menggunakan baju jaketnya sebagai alas. Setelah selesai berbuat itu korban dan temannya disuruh pergi. Tapi HP Samsung-nya disita pelaku. HP tersebut bisa diambil korban jika memberikan uang tebusan sebesar Rp 300 ribu, dengan batasan waktu paling lambat pukul 20.00 Wita atau jam 8 malam itu,” tambahnya.
Nasib buruk yang menimpa Bulan itu kemudian diadukan kepada seorang kerabatnya. Dari situlah kasus pemerkosaan serta pemerasan menimpa cewek SMP ini mencuat. Sang paman korban lalu melapor ke petugas Polres Kukar sekira pukul 21.00 Wita. Begitu menerima laporan tersebut, anggota Unit Opsnal Sat Reskrim Polres Kukar, Bripka Syamsuddin Otez bersama sejumlah rekannya langsung dikerahkan ke lapangan.
Strategi untuk meringkus pelaku kemudian disusun. Bulan kemudian menghubungi nomor HP miliknya yang disita Ali Yusni. Dalam pembicangannya, Bulan bersedia menebus HP Samsung miliknya setelah menggadai sepeda motor. Tak hanya itu, Bulan juga bersedia kembali melayani keinginan Ali Yusni untuk “main” lagi. Disepakati pertemuan dilakukan di Jalan Lapangan Tenis, Tenggarong.
Begitu mendengar ajakan Bulan, maka Ali Yusni yang saat itu sudah hampir sampai ke rumahnya di Samarinda, langsung balik kanan ke Tenggarong. Tapi kali ini bukannya kenikmatan diterima, justru penjahit mendadak jadi penjahat itu malah kena batunya. Sebab sekira pukul 01.30 Wita, Senin (6/2) dini hari, saat menunggu Bulan di sebuah tempat di Jalan Tenis Lapangan Tenggarong, “polisi” ini justru dibekuk Bripka Otez dan rekannya di Unit Opsnal Sat Reskrim Polres Kukar.
“Kami sebenarnya sempat kehilangan jejak pelaku. Tapi ketika bertemu seorang pria bercelana coklat dalam gang di Jalan Tenis Lapangan itu, saya langsung curiga. Apalagi begitu saya tanya sedang apa di sini? Dia bilang lagi tunggu orang. Begitu saya mau tanya lagi, dia mengaku polisi. Nah, rupanya dia juga curiga dan bermaksud kabur. Maka langsung saya tangkap,” kata Bripka Syamsuddin Otez.
Begitu digelandang ke Kantor Polres Kukar, ternyata Ali Yusni berusaha berkelit alias tak mengakui perbuatannya. Tapi setelah begitu disebutkan penangkapan itu setelah ada laporan dari Bulan selaku korban, akhirnya Ali Yusni mengaku. Sementara mengenai celana seragam PDL berwarna coklat dipakainya itu, disebut milik seorang polisi yang akan diantarkan Ali Yusni ke Tenggarong.
“Saya penjahit Pak. Jadi celana coklat ini pesanan seorang polisi, nama Rizky, katanya bertugas di Tenggarong. Saya sekitar sebulan ini tinggal di Jalan Antasari Samarinda. Saya beristri dan punya 7 anak,” ucap Ali Yusni.
Ya, Ali Yusni memang tercatat tinggal Gang 12 Jl Pangeran Antasari Samarinda Ulu. Dia bekerja sebagai penjahit. Sebelum meninggalkan rumah, dia sempat pamit kepada istri dan anaknya untuk ke Tenggarong. (idn/nha)