Beberapa hari ini heboh di youtube sebuah video polisi wanita (polwan) di Kabupaten Singkawang, Kalbar menganiaya seorang anak pemotor yang diunggah akun Chi Bui Tho di laman Facebook pada Selasa 23 Agustus pukul 06.01 WIB menjadi viral di media sosial (medsos).
Dalam postingnya, akun Chi Bui Tho menuliskan,
"Kejadian di singkawang (kal-bar) hari Minggu tgl 21-8-2016. Polwan bernama DEDE dan 3 temanya, memukul seorang anak pengendara sepeda motor, hanya masalah sepeleh aja. Klu memang bersalah atau kurang ajar apa harus di hukum cara bergini. Saya yg rekam video ini aja dimarah-marah. Gimana tindakan presiden kita tentang ini, hukum tajam kebawah tumpul ke atas." Hingga Rabu (24/8/2016) pukul 12.00 WIB, video tersebut sudah dilihat oleh 495.813 netizen.
Ternyata nama polwan tersebut adalah Brigadir Yusitasari. Setelah viral diberitakan di berbagai media.
Akhirnya Brigadir Yusitasari menjelaskan kronologis kejadian secara lengkap dalam laporan tertulisnya.
Bahwa si pelanggan lalin tersebut, yang warga Tionghoa diduga kuat dalam pengaruh alkohol, dan sudah diingatkan berkali-kali atas pelanggarannya. Namun dia malah melawan petugas, dengan sikap arogan dan sombong dia mengeluarkan kata-kata tidak pantas dalam bahasa Tionghoa kepadanya.
Akhirnya beredar pernyataan tertulis Brigadir Yusitasari tentang kronologis kejadian.
_Assalamualaikum_ ndan...
Ijin menjelaskan kronologi dari awal kejadian pemukulan yang saya lakukan.
Saya tahu saya salah namun saya ingin menjelaskan kronologi nya sebelum terjadinya pemukulan.
Pada tanggal 21 agustus 2016 sekira pukul 15.15 wib saya pam lalin di simpang 4 lampu merah Alian yang tepat nya di samping kantor walikota Singkawang.
Kemudian saya menemukan pelanggar lalin tidak menggunakan helm berhenti tepat di depan saya. Saya tegur dia, tapi dia tidak mengindahkan, kemudian si pelanggar itu saya suruh jalan alternatif karena tidak enak dilihat yang lain, saya arah kan si pelanggar ke kanan (arah Mapolres Singkawang) namun si pelanggar juga tidak mengindahkan.
Lalu saya kembali gatur, kemudian setelah rombongan karnaval lewat saya kembali datang ke pelanggar, ternyata helm si pelanggar ada di apit di kedua pahanya di depan jok pass di tengah-tengah sepeda motornya.
Kemudian ketika saya tanya kenapa helmnya tidak dipakai si pelanggar malah menggunakan kacamata, lalu saya bilang, yang dipake helmnya bang, bukan kacamata.. lalu dia bilang "saya tidak mau " kemudian pass sy mau ambil helm nya dia menahan tangan saya. Kemudian saya bilang lagi pake dong helm nya. Setelah itu saya ambil lagi helm-nya dengan maksud untuk membantu menggunakan helm nya, tapi tangan saya ditepis. Kemudian melihat tingkah nya begitu kunci motor si pelanggar saya ambil.
Kemudian setelah saya ambil kuncinya saya kembali gatur, lalu si pelanggar berusaha mengambil kunci motor yang saya tahan di saat saya sedang gatur, dan si pelanggar pun narik-narik rompi saya dan menarik tangan saya dengan maksud mengambil kunci itu.
Kemudian si pelanggar mungkin geram atau gimana sama saya dia mencoba mau mukul saya. Kemudian saya dorong motor nya ketepi.
Saya tanya sama si pelanggar kenapa sudah ditegur, kok malah berontak sama saya, sampai memperlakukan saya yang ga baik. Si pelanggar langsung bilang" saya ini buru-buru mau pulang ke rumah, bapak saya sakit"
Lalu saya bilang ke dia jangan gitu lah, kalo bapak mu sakit knapa mulut mu bau minuman keras. Mungkin kehabisan alasan atau gmn si pelanggar langsung maki2 pake bahasa Tionghua... _congnyame cipai dll..._
Kemudian saya bilang knapa kamu marah-marah sama saya.
Lalu dia bilang cepat lah kunci saya kembali kan...
Terus saya bilang mana STNK motor mu.
Lalu dia coba rampas kunci nya. Saya langsung bilang biar saya saja yang buka nanti malah kamu bawa lari motor mu.
Kemudian dia ambil STNK dg no pol. KB 3119 P. STNK. An. Suhardi dan ternyata dia ga punya SIM..
Kemudian dia masih berontak-berontak tidak terima lalu saya ditendang sama si pelanggar. Kemudian pacar saya lihat, lalu dilerai. Saya bingung kenapa saya di tendang.
Kemudian datang salah seorang warga Tionghua menggunakan pakaian warna biru yang tidak saya kenal langsung bilang "ini knapa kok di keroyok" .
Tidak ada yg mengeroyok dia ini dia cuma ga pake helm..
Namun setelah sy jelaskan berkali-kali si pria tidak dikenal ini tetap ngotot bahwa kami melakukan pengeroyokan terhadap si pelanggar.
Kemudian ada 2 orang polwan berhenti di lampu merah, 2 orang melakukan patroli, an. Bripda Nurul dan Bripda Riska.
Lalu saya suruh mereka berdua untuk meredam si pelanggar.
Si pelanggar masih marah-marah dan malah mengatai polwan berdua itu dg kata2 "POLISI MACAM APA KAU, BRENGSEK, POLWAN TAIK"
Lalu saya langsung reflek secara tiba-tiba saya memukul dia beberapa kali ke arah pipi bagian kirinnya.
Lalu datang Brigadir Tigor dan Brigadir Dwi membawa si pelanggar ke belakang TKP.. kemudian kita bawa pelanggar ke mako dan tidak lama kemudian datang anggota DPRD an. SUMBERANTO CITRA untuk menanyakan kejadian nya.
Saya jelaskan kemudian di damai kan oleh beliau. Dan masalah selesai. Saya pun mencatat nama pelanggar tersebut An. Ahoi alamat nya di Jawai...
Dan karena merasa si Ahoi sudah minta maaf dan salaman sama saya, saya pun suruh Ahoi pulang.
Brigadir Yusitasari, Anggota Satlantas Polres Singkawang - Kalbar
Ternyata kejadianya panjang, bagaimana menurut anda? Bila pengendara yang sikapnya seperti itu? Sebagai manusia normal kita tidak akan menyalahkan polisi tersebut, karena sebelumnya sudah diberi kelonggaran untuk tidak melalui jalur tersebut. (wajibbaca.com)